logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊDilema Sopir Angkutan Kota di ...
Iklan

Dilema Sopir Angkutan Kota di Masa Transisi

Sopir angkutan kota dihadapkan pada dilema di masa transisi ke normal baru. Mereka tetap bekerja sekaligus mengurangi risiko penularan virus korona baru penyebab Covid-19 dengan membatasi jumlah penumpang.

Oleh
Aditya Diveranta
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/7CiHm1gSXcZls0YWddh7DoE7hKs=/1024x674/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2Fa804bfde-e715-4afb-b46f-cf5dc8876864_jpg.jpg
KOMPAS/ADITYA DIVERANTA

Angkutan kota M36 trayek Pasar Minggu-Jagakarsa menunggu di salah satu sudut persimpangan kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (9/6/2020).

Sebuah mobil angkutan biru bertanda M36 terlihat bersandar di salah satu sudut persimpangan jalan kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (9/6/2020). Sudah lewat 30 menit menunggu, mobil itu tak kunjung terisi penumpang. Barulah saat menjelang pukul 14.00, angkutan trayek Pasar Minggu-Jagakarsa tersebut mulai terisi penumpang.

Satu demi satu penumpang berdatangan hingga mobil terisi lima orang. Jatra (53), sopir angkutan itu, meminta penumpang untuk saling menjaga jarak demi mematuhi protokol pencegahan penularan Covid-19. ”Mas, Mbak, coba jangan terlalu dekat supaya enggak tertular korona,” ujarnya.

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan