logo Kompas.id
MetropolitanMasih Ada Keraguan soal...
Iklan

Masih Ada Keraguan soal Pembagian Bansos di DKI Jakarta

Transparansi data penerima bantuan sosial dan cara verifikasi kelayakan harus dibeberkan kepada warga. Jangan sampai upaya mendukung warga selama pandemi Covid-19 menimbulkan risiko kesenjangan sosial.

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oAgFcKHq4xJo1t1CudlOf0FxJFs=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2Face401b5-4f22-4b99-b444-399c324044ca_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Warga RT 002 RW 013 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, membuka paket bantuan sosial yang didistribusikan secara langsung oleh pengurus RT, Sabtu (11/4/2020). Sesuai data yang diverifikasi, bantuan sosial sembako di DKI dialokasikan untuk 2,6 juta jiwa (1,2 juta keluarga) sebesar Rp 600.000 per bulan selama tiga bulan.

JAKARTA, KOMPAS — Upaya pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membagi-bagikan bantuan sosial kepada warga miskin dan rentan miskin disambut skeptisisme warga itu sendiri. Mereka mempertanyakan jaminan bantuan akan tepat guna dan tidak dibagikan berdasarkan bias para pemimpin di lapangan.

”Sejauh ini belum ada sosialisasi di lingkungan tempat tinggal saya. Namun, di RW (rukun warga) sebelah sudah disalurkan bansos (bantuan sosial). Cuma, kok, ada beberapa penerima yang statusnya karyawan aktif?” Kata Sonny, warga kelurahan Menteng, Jakarta, ketika ditemui pada Rabu (15/4/2020). Sonny adalah pengemudi ojek daring.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan