logo Kompas.id
โ€บ
Metropolitanโ€บSeniman Ondel-ondel Lawan...
Iklan

Seniman Ondel-ondel Lawan Stigma Negatif

Jangan melihat ondel-ondel sekedar tampilan kami sebagai pengamen. Kami ingin ondel-ondel diterima sebagai pertunjukan seni dan budaya. Jika ondel-ondel hilang, kita kehilangan nilai keberagaman di tengah masyarakat.

Oleh
Aguido Adri
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/YVsmUflJFPmIZ4QU8kMtRONR8Q8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2F20191126_ENGLISH-TEMATIK-ANAK-JALANAN_A_web_1574778599.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Dua anak mengamen dengan membawa patung ondel-ondel saat hari bebas kendaraan bermotor di kawasan Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/11/2019).

Stigma negatif tak menyurutkan semangat Tatan (24) dan kawan-kawannya untuk terus melestarikan budaya Betawi. Mereka tidak ingin ondel-ondel hanya menjadi benda mati atau pajangan semata. Mereka akan tetap berjalan menyusuri setiap sudut kota di Jakarta.

Di trotoar tak jauh dari Markas Besar TNI di Cipayung, Jakarta Timur, Senin (10/2/2020) sekitar pukul 14.00, Tatan yang membawa gerobak musik, Yudi (18) membawa ember cat kecil berisi uang receh, dan Soleh (21) yang membopong boneka perempuan menghentikan langkah mereka untuk beristirahat sejenak. Tatan mematikan alunan musik rekaman gambang keromong berjudul โ€Sirih Kuningโ€ dan segera membantu Yudi mengangkat ondel-ondel yang dibopong Soleh. Keringat bercucuran di kening Soleh dan membuat bajunya basah.

Editor:
nelitriana
Bagikan