logo Kompas.id
β€Ί
Linimasaβ€ΊNegeri Impian Buya Syafii...
Iklan

Negeri Impian Buya Syafii Maarif

Seperti apa negeri impian Ahmad Syafii Maarif? Indonesia yang berdaulat dan bebas korupsi menjadi tantangan besar yang harus dijawab generasi penerus bangsa untuk mewujudkannya.

Oleh
ANDREAS YOGA PRASETYO
Β· 1 menit baca
Sejumlah tokoh lintas agama berjalan bersama menuju Tugu Proklamasi untuk menyuarakan keprihatinan terhadap situasi kehidupan bangsa (18/10/2011). Mereka membacakan tujuh butir keprihatinan yang diberi tajuk "Surat Terbuka Kepada Rakyat". Tokoh yang menyatakan keprihatinan antara lain: Ahmad Syafii Maarif, KH Salahuddin Wahid, Mgr Martinus D Situmorang, Pdt Andreas Yewangoe, Bikkhu Sri Panyavaro Mahathera, Ida Pedande Sebali Tianyar Arimbawa, Haksu Thjie Tjai Ing Xueshi, Frans Magnis-Suseno, Djohan Effendy, Azyumardi Azra, dan Abdul Mu'ti.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Sejumlah tokoh lintas agama berjalan bersama menuju Tugu Proklamasi untuk menyuarakan keprihatinan terhadap situasi kehidupan bangsa (18/10/2011). Mereka membacakan tujuh butir keprihatinan yang diberi tajuk "Surat Terbuka Kepada Rakyat". Tokoh yang menyatakan keprihatinan antara lain: Ahmad Syafii Maarif, KH Salahuddin Wahid, Mgr Martinus D Situmorang, Pdt Andreas Yewangoe, Bikkhu Sri Panyavaro Mahathera, Ida Pedande Sebali Tianyar Arimbawa, Haksu Thjie Tjai Ing Xueshi, Frans Magnis-Suseno, Djohan Effendy, Azyumardi Azra, dan Abdul Mu'ti.

Impian Buya Syafii Maarif tersebut dapat ditelusuri dari buah pemikirannya saat menulis tentang peringatan 68 tahun kemerdekaan bangsa serta masa depan Indonesia di 2050. Keinginan tersebut dilandasi harapan dan kondisi yang masih terjadi saat ini karena kedaulatan bangsa belum sepenuhnya tercapai dan praktik korupsi yang masih saja terus terjadi.

Makna kedaulatan yang dimaksud adalah tekad untuk mengembangkan potensi kebangsaannya dan bebas dari campur tangan pihak asing. Kondisi ini menuntut hal mendasar pembangunan bangsa, yaitu sumber kreativitas dan dinamika pembangunan nasional dijalankan seutuhnya oleh bangsa Indonesia.

Editor:
YOHAN WAHYU
Bagikan