logo Kompas.id
โ€บ
Kesehatanโ€บIvermectin, Obat Kontroversi...
Iklan

Ivermectin, Obat Kontroversi yang Masih Diuji

Lama dikenal sebagai obat cacing, belakangan ivermectin dinilai bisa mengatasi Covid-19. Obat murah dan tersedia di seluruh dunia tersebut kini diuji klinis di AS dan Inggris, juga di Indonesia.

Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/X3jgHCneRCu3hCE_G97xBRO9sIE=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2F80a2ba2b-b8c3-49d5-bf69-a814708d90f7_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Pedagang obat melayani warga yang membeli aneka obat, suplemen, dan alat medis di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (7/7/2021). Saat ini, sejumlah obat yang berkhasiat membantu penyembuhan pasien Covid-19 tidak lagi tersedia di Pasar Pramuka. Obat seperti vermectin, favipiravir, remdesivir, dan oseltamivir telah habis sejak beberapa minggu lalu seiring  tingginya permintaan masyarakat di tengah ledakan kasus Covid-19.

Setelah obat malaria hidroksiklorokuin dicabut izin emergency use of authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat untuk Covid-19 oleh banyak negara termasuk Indonesia, kini muncul pro kontra obat murah lain yang digadang-gadang bisa mengobati Covid-19. Obat itu ialah ivermectin yang semula dikenal sebagai obat cacing, baik untuk manusia maupun hewan, serta obat luar untuk rosacea (gangguan kulit berupa kemerahan, berbintik-bintik, bisa berisi nanah), dan pembasmi kutu rambut.

Obat dengan nama dagang Mectizan itu oleh produsennya, Merck, bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dibagikan secara gratis sejak 1987 di 70 negara wilayah endemis cacing, terutama di Afrika. Meski sudah ada versi generiknya, sejak digunakan sebagai obat Covid-19, harga ivermectin melambung di pasar gelap.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan