Berdamai dengan Penyakit Autoimun di Usus

Jangan sepelekan gangguan pencernaan yang sering berulang. Hal itu bisa berujung pada kanker usus besar. Periksa ke layanan kesehatan dan terapkan pola makan yang sesuai.

KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Belasan anak korban gempa M 6,1 di Desa Majang Tengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (18/4/2021), mengikuti kegiatan psikososial yang diadakan sukarelawan dari Sekolah Alam Generasi Rabbani dan Salamaid, di halaman rumah salah satu warga. Anak-anak dan remaja bisa terkena IBD. Penyakit radang saluran cerna ini dapat menimbulkan malnutrisi yang menyebabkan hambatan pertumbuhan.

Diare, nyeri perut, atau ada darah pada tinja sebaiknya tidak diremehkan. Apalagi jika sering kambuh. Bisa jadi itu gejala inflammatory bowel disease (IBD). Jika tidak diatasi dengan baik, hal itu bisa meningkatkan risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar dan dubur.

Dalam diskusi daring terkait World IBD Day 2021, akhir pekan lalu, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Aziz Rani yang juga Ketua Yayasan Gastroenterologi Indonesia (YGI) menjelaskan, IBD adalah peradangan kronis saluran cerna akibat kerentanan genetik, pengaruh lingkungan (merokok, pola makan, obat-obatan, mikrobiota usus), peningkatan permeabilitas usus, serta respons imun.