logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊDaerah Abaikan Tes PCR Masif
Iklan

Daerah Abaikan Tes PCR Masif

Jumlah tes PCR di beberapa daerah di Indonesia masih jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia. Padahal, tersedia anggaran, infrastruktur, dan sumber daya untuk tes PCR masif.

Oleh
HARRY SUSILO/IRENE SARWINDANINGRUM/KURNIA YUNITA RAHAYU/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA/DHANANG DAVID ARITONANG
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_HFqyHuMaDbc_f-lgOIihaQfFA4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2FIMG_20201106_102902_1606940418.jpg
KOMPAS/HARRY SUSILO

Petugas sedang mengeluarkan sampel tes PCR untuk diproses di laboratorium biologi molekuler RSUD Margono Soekarjo Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (6/11/2020). Kapasitas pengujian di laboratorium ini mencapai 2.000 sampel per hari.

JAKARTA, KOMPAS - Memasuki sembilan bulan pandemi Covid-19, jumlah pemeriksaan dengan metode reaksi rantai polimerase atau PCR di Indonesia masih menjadi salah satu yang terendah di dunia. Penelusuran Kompas di sejumlah daerah menemukan pemerintah setempat mengabaikan pelaksanaan tes PCR masif untuk mendeteksi kasus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan rasio pemeriksaan PCR 1 tes per 1.000 populasi setiap pekan. Dari data Satgas Penanganan Covid-19 per 1 Desember 2020, Indonesia hanya mampu melakukan sekitar 242.000 tes setiap pekan atau 90,6 persen dari standar WHO yakni 267.700 tes per minggu. Indonesia pun  hanya menempati urutan ke-160 dari 220 negara dalam hal jumlah tes per populasi.

Editor:
Harry Susilo
Bagikan