logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊMemprediksi Penularan Covid-19...
Iklan

Memprediksi Penularan Covid-19 dengan Angka Reproduktif

Pemetaan zona risiko tertular Covid-19 di Indonesia masih belum dapat menggunakan angka penyebaran penyakit atau angka reproduktif efektif. Hal ini disebabkan keterlambatan pelaporan pemeriksaan spesimen.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EYFUfg76H_9-qj26y9efRoGLIp8=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2F2c06cbd9-a9b5-4ddc-9246-593333d54f30_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Tenaga medis mengumpulkan hasil tes dengan metode reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) atau tes usap. Kecepatan hasil pemeriksaan menjadi salah satu indikator yang dibutuhkan dalam pendataan penularan kasus Covid-19 di suatu wilayah.

Penggunaan angka reproduktif efektif atau angka penyebaran penyakit menjadi indikator penularan Covid-19. Namun, hal itu masih belum bisa digunakan di Indonesia lantaran keterlambatan pelaporan pemeriksaan spesimen dari setiap daerah. Karena itu, warga dianjurkan tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan meski berada di daerah yang dinyatakan sebagai zona hijau.

Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, peta zonasi risiko penularan Covid-19 yang menggunakan estimasi angka reproduktif efektif (RT) saat ini tidak bisa dipakai di Indonesia. Keterlambatan laporan pemeriksaan spesimen Covid-19 menyebabkan data yang didapatkan menjadi tidak sempurna.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan