logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊMembatasi Waktu di Depan Layar...
Iklan

Membatasi Waktu di Depan Layar Mengurangi Risiko Kematian

Studi terbaru menunjukkan, membatasi memelototi layar monitor maksimal dua jam per hari bisa mencegah dan menunda kematian. Padahal, pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 membuat banyak hal dilakukan melalui gawai.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ySi2ssvcWfUG-wiThRdoLqe7H6U=/1024x567/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2F87525487-31e6-4670-b558-8f87aa0feae4_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Seorang calon penumpang kereta rel listrik (KRL) menggunakan gawainya saat antre akan masuk Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (8/6/2020).

Sejak beberapa dekade silam, kampanye untuk membatasi waktu di depan layar televisi digaungkan. Pada era digital, seruan ini juga muncul akibat tingginya waktu di depan layar gawai. Namun, pandemi Covid-19 atau penyakit yang disebabkan virus korona baru membuat ajakan guna membatasi gawai itu seperti sirna.

Pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 membuat banyak hal dilakukan melalui gawai. Jadi, gawai yang sebelumnya lebih banyak dijadikan sarana untuk memperoleh hiburan kini pemanfaatannya lebih beragam, mulai untuk belajar, bekerja, rapat, seminar, konser atau pertunjukan seni, belanja, konsultasi dokter, hingga silaturahmi.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan