logo Kompas.id
โ€บ
Kesehatanโ€บLeptospirosis, Penyakit yang...
Iklan

Leptospirosis, Penyakit yang Terabaikan

Leptospirosis sering salah didiagnosis dan kurang terlaporkan. Padahal, Indonesia merupakan salah satu zona merah penyakit yang ditularkan lewat urine tikus ini.

Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/pFYDh8gCJW9u8uJMuQmg8DyRUyU=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2Fa9a3d432-47a8-4493-9b44-c9dd3fa42546_jpg.jpg
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA

Ilustrasi. Kondisi seusai banjir di Perum Pondok Gede Permai, Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Masyarakat terdampak banjir dan longsor yang terjadi di wilayah Jabodetabek berisiko mengalami berbagai jenis penyakit akibat lingkungan yang kotor, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), leptospirosis, dan diare.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Leptospirosis merupakan masalah bagi negara-negara di daerah tropis, terutama negara dengan kondisi sanitasi belum memadai, termasuk Indonesia. Namun, data kasus sangat terbatas akibat kurangnya laporan dan kekeliruan diagnosis. Untuk itu, perlu peningkatan kapasitas surveilans dan diagnostik dari tenaga kesehatan.

Masalah itu mengemuka dalam seminar daring โ€Strategi dan Tantangan Penanggulangan Leptospirosis di Era Adaptasi Kebiasaan Baruโ€, Rabu (22/7/2020). Seminar yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Kerja Sama Internasional Amerika Serikat (USAID), dan sejumlah organisasi kesehatan lain tersebut diikuti lebih dari 2.500 peserta dari seluruh Indonesia.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan