logo Kompas.id
β€Ί
Kesehatanβ€ΊImpor Bahan Baku Obat (Masih) ...
Iklan

Impor Bahan Baku Obat (Masih) Tinggi

Bertahun-tahun Indonesia mencanangkan membangun industri bahan baku obat. Kenyataannya, sampai kini 95 persen bahan baku masih impor. Tanpa tekad kuat dan konsisten dalam pelaksanaan, kemandirian hanya menjadi impian.

Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VVxMfEC9xH5dwgFKqe-pldWLRio=/1024x653/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F20200308-Arsip-Impor-Obat-2_1583666807.png
KOMPAS/ARSIP

Arsip Kompas, halaman 11, Selasa, 9 Mar 1976. Berita menyebutkan, Dirjen Pengawasan Obat & Makanan, drs. Soenarto mengumumkan, sekitar 150 jenis obat masih diimpor dari berbagai negara, karena secara ekonomis harganya akan mahal kalau dibuat di Indonesia.

Bertahun-tahun Indonesia mencanangkan niat membangun industri bahan baku obat agar memiliki kemandirian serta harga obat lebih murah. Kenyataannya, kalau pada 1976 Indonesia mengimpor hampir 90 persen bahan baku obat, tahun lalu malah 95 persen bahan baku obat masih impor. Mayoritas dari China dan India.

Karena itu, Presiden Joko Widodo meminta pelaku industri mengurangi impor bahan baku obat dan memerintahkan agar ada insentif bagi riset obat-obatan yang menggunakan bahan baku dalam negeri. Kementerian Kesehatan pun menargetkan, impor bahan baku obat turun 15 persen di 2021. Pemerintah melakukan berbagai upaya, antara lain menyederhanakan perizinan melalui tanda tangan elektronik.

Editor:
ilhamkhoiri
Bagikan