Anomali Iklim dan Kemiskinan (1)
Iklim Ekstrem Bebani Warga Miskin Lima Kali Lipat
Anomali iklim yang diperkirakan makin ekstrem di Indonesia akan kian membebani warga miskin pada 2045. Pengeluaran untuk untuk kebutuhan bahan pangan, mengakses air bersih, dan mendapatkan listrik akan melonjak
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F29%2F8b952750-5568-44a3-a7d4-2dad55d7d1ee_jpg.jpg)
Suasana kawasan Plaza Kalibaru di Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (6/10/2023). Selain untuk menahan banjir rob, kawasan tanggul di pesisir Kalibaru kini menjadi ruang publik bagi warga sekitar. Kawasan bernama Plaza Kalibaru tersebut dilengkapi dengan taman dan lapangan untuk bermain anak-anak.
JAKARTA, KOMPAS Anomali iklim berimbas pada beratnya beban warga miskin memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pengeluaran warga miskin desa atau kota rata-rata naik 82 persen pada 2030 hingga 578 persen pada 2045.
Tim Jurnalisme Data Harian Kompas selama sebulan hingga Rabu (29/11/2023) memproyeksikan peningkatan pengeluaran warga untuk membeli pangan, listrik, dan air bersih jika terjadi anomali iklim seperti El Nino, La Nina, serta Dipol Samudra India (Indian Ocean Dipole atau IOD) positif dan negatif hingga 2045. Hasilnya, semua anomali iklim semakin membebani warga miskin.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Iklim Ekstrem Bebani Warga Miskin Lima Kali Lipat".
Baca Epaper Kompas