Manfaat AI Masih Rendah di Negara Berkembang
Struktur ekonomi Indonesia belum banyak mengimplementasikan teknologi dalam operasional sehari-hari dan justru mengandalkan buruh murah. Hal ini membuat penggunaan AI mungkin belum begitu menarik di Indonesia
JAKARTA, KOMPAS β Negara dengan ongkos tenaga kerja rendah cenderung mengalami disrupsi kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) yang juga rendah. Namun di sisi lain, hal ini juga berarti, negara-negara dengan ongkos tenaga kerja relatif rendah, seperti Indonesia, belum dapat menikmati manfaat AI secara maksimal.
Analisis Kompas mengombinasikan tingkat penghasilan rata-rata di berbagai negara dan kerentanan mereka terhadap disrupsi yang disebabkan oleh kecerdasan buatan (AI). Pada negara dengan tenaga kerja yang lebih murah, AI cenderung tidak bisa diimplementasikan dengan luas.