logo Kompas.id
β€Ί
Investigasiβ€ΊPerdagangan Bayi Berkedok...
Iklan

Perdagangan Bayi Berkedok Adopsi Melibatkan Dokter dan Bidan

Bayi yang baru lahir diperjualbelikan melalui proses ilegal. Praktik dengan kedok pengangkatan anak atau adopsi ini terjadi di klinik kesehatan maupun rumah sakit.

Oleh
INSAN ALFAJRI, ADITYA DIVERANTA, IRENE SARWINDANINGRUM, DHANANG DAVID ARITONANG, ANDY RIZA HIDAYAT
Β· 1 menit baca
Klinik di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023). Para bidan di klinik ini menawari ibu-ibu yang tak menginginkan bayinya untuk difasilitasi kelahirannya dengan syarat bayi diserahkan ke pihak klinik. Di sisi lain, mereka juga menawarkan bayi untuk diadopsi dengan uang pengganti Rp 29 juta.
IRENE SARWINDANINGRUM

Klinik di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023). Para bidan di klinik ini menawari ibu-ibu yang tak menginginkan bayinya untuk difasilitasi kelahirannya dengan syarat bayi diserahkan ke pihak klinik. Di sisi lain, mereka juga menawarkan bayi untuk diadopsi dengan uang pengganti Rp 29 juta.

JAKARTA, KOMPAS - Investigasi Harian Kompas mengungkap bidan dan dokter terlibat dalam perdagangan bayi berkedok adopsi. Mereka menjadi bagian jejaring sindikat penjual bayi. Bidan membujuk ibu yang melahirkan anaknya di luar nikah, sedangkan dokter melegalisasi dokumen hingga mencarikan orangtua asuh lewat jalur tidak resmi.

Biaya pembelian bayi baru lahir mencapai Rp 30 juta. Uang itu dipakai mengganti biaya persalinan dan pengurusan surat keterangan kelahiran. Keterlibatan tenaga kesehatan (nakes) paling tidak terdapat di Provinsi Jawa Timur, Banten, dan Jakarta.

Editor:
KHAERUDIN, ANDY RIZA HIDAYAT
Bagikan