logo Kompas.id
InvestigasiHidup Terkatung-katung di...
Iklan

liputan investigasi (8)

Hidup Terkatung-katung di Negara Orang

Betapa malang nasib penyintas anak yang diperdagangkan hingga ke luar negeri. Mimpi membantu perekonomian keluarga pupus dalam cengkeraman pelaku perdagangan orang.

Oleh
DIV/JOG/FRD/ILO
· 1 menit baca
EH (22) saat ditemui di Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (7/1/2023). EH adalah penyintas perdagangan anak yang sempat dibawa ke Malaysia, Dubai, Turki, Sudan, Suriah, dan Irak.
ARSIP KOMPAS

EH (22) saat ditemui di Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (7/1/2023). EH adalah penyintas perdagangan anak yang sempat dibawa ke Malaysia, Dubai, Turki, Sudan, Suriah, dan Irak.

Betapa malang nasib para peyintas anak yang diperdagangkan ke luar negeri sejak masih belia. Mimpi membantu perekonomian keluarga justru menjatuhkan mereka dalam cengkeraman pelaku perdagangan orang. Hidup mereka bagaikan budak.

EH (22) masih geram setiap mengingat pengalaman kelam dirinya bekerja di luar negeri, sekitar Juni 2018. Usianya kala itu belum genap 18 tahun. Namun, hidupnya terkatung-katung karena terjebak sindikat perdagangan orang melintasi Malaysia, Dubai, Turki, Sudan, Suriah, hingga Irak selama berbulan-bulan.

Editor:
KHAERUDIN, HARRY SUSILO
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Hidup Terkatung-katung di Negara Orang".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan
Memuat data...