logo Kompas.id
β€Ί
Investigasiβ€ΊBelajar Pembiayaan Pendidikan ...
Iklan

Belajar Pembiayaan Pendidikan Tinggi yang Lebih Baik dari Negara Tetangga

Meski terus meningkat dari tahun ke tahun, tapi akses kuliah di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga.

Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI, ALBERTUS KRISNA, M PUTERI ROSALINA
Β· 1 menit baca
Mahasiswa mengikuti upacara penerjunan peserta Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat di halaman Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat (24/6/2022). UGM menerjunkan 6.247 mahasiswa yang akan melaksanakan program di 228 unit KKN di 28 provinsi. KKN UGM kembali diselenggarakan secara luring hingga 13 Agustus 2022 mendatang setelah sebelumnya sempat diselenggarakan secara daring karena pandemi.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Mahasiswa mengikuti upacara penerjunan peserta Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat di halaman Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat (24/6/2022). UGM menerjunkan 6.247 mahasiswa yang akan melaksanakan program di 228 unit KKN di 28 provinsi. KKN UGM kembali diselenggarakan secara luring hingga 13 Agustus 2022 mendatang setelah sebelumnya sempat diselenggarakan secara daring karena pandemi.

JAKARTA, KOMPAS β€” Angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Statistik Pendidikan Tinggi (2020) angkanya sebesar 36,16 persen atau setara 7,9 juta mahasiswa terdaftar diploma dan sarjana dari 22,1 juta penduduk usia 19-23 tahun. Angka itu menjadi pencapaian yang baik jika dibandingkan tahun 2016 yang masih 31,61 persen.

Meski terus meningkat dari tahun ke tahun, tapi akses kuliah di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga. Data Bank Dunia menunjukkan, di tahun 2020 APK kuliah Indonesia berada di peringkat keempat di ASEAN setelah Singapura sebesar 91 persen, Thailand 49 persen, dan Malaysia 43 persen.

Editor:
KHAERUDIN
Bagikan