Liputan Investigasi (10)
Deteksi Dini Wabah PMK Tidak Berjalan
Deteksi hewan ternak yang tidak optimal mengakibatkan penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) semakin masif. Petugas dan peternak di lapangan hanya mengandalkan pengamatan gejala fisik tanpa tes PCR.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F07%2F14%2F3ac68977-4bbc-4fd4-8800-0e2ba1c9ece1_jpg.jpg)
Pujo Santoso (44), warga Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, merawat sapi-sapinya yang bergejala penyakit mulut dan kuku dengan segala cara yang ia dengar. Selama sebulan penuh, empat ekor ternak itu ia rawat dengan cairan infus NaCl, formalin, hingga obat luka.
JAKARTA, KOMPAS - Deteksi dini penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak belum berjalan. Deteksi dini dibutuhkan untuk akurasi data penanganan wabah PMK.
Sebagian besar peternak maupun petugas dinas kesehatan hewan di lapangan hanya mengandalkan pengamatan dari gejala klinis hewan ternak yang terpapar virus PMK. Deteksi dini terhadap hewan ternak yang terpapar PMK seharusnya dilakukan menggunakan tes antigen dan polymerase chain reaction (PCR).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 2 dengan judul "Deteksi Dini Tidak Berjalan".
Baca Epaper Kompas