Multilateral
BRICS Terima 6 Anggota Baru, Indonesia Masih Kaji
BRICS kini memiliki sebelas anggota. Tujuannya memberi ragam pilihan kerja sama perekonomian. Indonesia masih mengkaji dan tidak ingin tergesa-gesa bergabung.

Foto bersama para pemimpin BRICS, yaitu Presiden Brasil Luiz Ignacio Lula da Silva (paling kiri), Presiden China Xi Jinping, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang mewakili Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi BRICS di Johannesburg, Afsel pada 23 Agustus 2023.
JAKARTA, KOMPAS - Dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) ke-15, blok kerja sama Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan atau BRICS menerima enam anggota baru. Keenam anggota baru itu adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Iran, Argentina, dan Etiopia. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Presiden Afsel Cyril Ramaphosa selaku tuan rumah KTT di Johannesburg, Kamis (24/8/2023). Indonesia masih mengkaji keanggotaan dalam BRICS.
Sebelum para anggota baru ini bergabung, BRICS mewakili 41 persen penduduk dunia, 24 persen pendapatan domestik global, dan 16 persen perdagangan dunia. Meskipun ”memiliki kekuatan” besar, BRICS menekankan mereka tidak berniat membentuk hegemon baru atau memperuncing persaingan geopolitik global. BRICS ingin memastikan adat keragaman pilihan kerja sama ekonomi dan pembangunan yang tidak harus mengacu pada standar negara-negara Barat.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 4 dengan judul "BRICS Terima 6 Anggota Baru, Indonesia Masih Kaji".
Baca Epaper Kompas