logo Kompas.id
โ€บ
Internasionalโ€บHari Penentuan di Thailand
Iklan

Hari Penentuan di Thailand

Ajakan untuk mengubah jalan sejarah dalam politik Thailand telah berkumandang sejak lama. Rezim militer dinilai telah melakukan banyak kesalahan dalam mengurus negara.

Oleh
MAHDI MUHAMMAD
ยท 1 menit baca
Warga terlihat mengantre untuk menggunakan hak piilhnya di sebuah tempat pemungutan suara di Bangkok, Thailand, Minggu (14/5/2023). Pemilu kali ini dipandang sebagai titik persimpangan bagi politik Thailand, apakah akan bertahan dengan rezim militer yang sudah dua periode berkuasa atau perubahan.
AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA

Warga terlihat mengantre untuk menggunakan hak piilhnya di sebuah tempat pemungutan suara di Bangkok, Thailand, Minggu (14/5/2023). Pemilu kali ini dipandang sebagai titik persimpangan bagi politik Thailand, apakah akan bertahan dengan rezim militer yang sudah dua periode berkuasa atau perubahan.

BANGKOK, MINGGU โ€” Sekitar 52 juta warga Thailand yang terdaftar sebagai calon pemilih akan mendatangi 95.000 tempat pemungutan suara di seluruh negeri, Minggu (14/5/2023). Ini kontestasi politik yang dianggap sebagai persimpangan, apakah Thailand akan terus dipimpin oleh rezim militer yang sudah berkuasa dua periode atau saatnya menempatkan wajah baru di tampuk kekuasaan. Sebanyak 4.781 orang bertarung memperebutkan kursi parlemen dan 63 orang dari 43 partai bersaing untuk menjadi calon perdana menteri.

Ketua Komisi Pemilihan (EC) Ittiporn Boonpracong, dikutip dari laman The Bangkok Post, Sabtu (13/5/2023), mengatakan, penyelenggara berharap sedikitnya 85 persen pemilih akan hadir dan menggunakan haknya di seluruh TPS yang ada. โ€Pemilu ini dilihat sebagai agenda nasional untuk mengekspresikan keinginan melihat pemilu yang bersih. Tak ada pembelian suara, tak ada penjualan suara,โ€ katanya.

Editor:
FRANSISCA ROMANA
Bagikan