logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊMenggugat Perjanjian Dagang di...
Iklan

Menggugat Perjanjian Dagang di Tengah Geoekonomi

Blok-blok geopolitik semakin kentara. Selain saling mengerahkan persenjataan, para pelaku juga saling menggunakan ekonomi sebagai alat menghadapi pesaingnya.

Oleh
KRIS MADA
Β· 1 menit baca
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Widodo didampingi Kanselir Jerman Olaf Scholz menuju lokasi pameran dagang Hannover Messe, Minggu (16/4/2023). Di sela lawatan ke Jerman, Presiden kembali mengangkat isu soal perjanjian dagang Indonesia dengan Uni Eropa.
AFP/AXEL HEIMKEN

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Widodo didampingi Kanselir Jerman Olaf Scholz menuju lokasi pameran dagang Hannover Messe, Minggu (16/4/2023). Di sela lawatan ke Jerman, Presiden kembali mengangkat isu soal perjanjian dagang Indonesia dengan Uni Eropa.

Berbagai lembaga memprediksi pertumbuhan perekonomian 2023 lebih lambat dibandingkan 2022. Pemerintah berbagai negara, termasuk Indonesia, berusaha memitigasi dampak perlambatan itu. Di tengah dunia yang saling terhubung, sulit mengisolasi suatu negara dari dampak dinamika global.

Dalam telaah potensi 2023, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengungkap hal menggembirakan sekaligus memicu alarm. Menggembirakan karena WTO menaikkan taksiran pertumbuhan perdagangan global dari 1 persen menjadi 1,7 persen. Mencemaskan karena taksiran itu di bawah realiasi pertumbuhan 2022 yang mencapai 2,7 persen. Bahkan, realisasi pertumbuhan 2022 pun lebih rendah dibandingkan taksiran awal. Pada Oktober 2022, WTO menaksir perdagangan global 2022 tumbuh 3,5 persen. Sementara dalam laporan April 2023, realisasinya hanya 2,7 persen.

Editor:
FRANSISCA ROMANA
Bagikan