Ekonomi
IMF Taksir Perekonomian Indonesia Melemah
IMF menyebut neraca transaksi berjalan Indonesia defisit pada 2022-2024. Hal itu mengindikasikan, ekspor Indonesia terus melemah. Sebab, defisit terjadi jika ekspor lebih rendah dibandingkan impor.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F08%2F1d1e9bec-a204-41f6-a46d-18682bfb5447_jpg.jpg)
Operator melakukan bongkar muat dengan sistem komputer di Pelabuhan Internasional Peti Kemas Belawan, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (8/4/2023). Ekspor Indonesia ditaksir terus melemah sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
WASHINGTON, RABU — Dana Moneter Internasional (IMF) menaksir kinerja perekonomian Indonesia 2023-2024 lebih lemah dibandingkan 2022. Inflasi pun akan meningkat sebelum turun lagi pada 2024. Meski demikian, kinerja Indonesia relatif lebih baik dibandingkan rata-rata global. IMF juga menyoroti peningkatan dampak geopolitik pada aliran investasi.
Taksiran itu dipaparkan IMF dalam World Economic Outlook edisi April 2023. Disiarkan pada Selasa (11/4/2023) malam waktu Washington atau Rabu (12/4/2023) pagi WIB, IMF menaksir produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya akan tumbuh 5 persen dan 5,1 persen pada 2023-2024. Tahun lalu, menurut versi IMF, PDB Indonesia tumbuh 5,3 persen.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 4 dengan judul "Ekonomi ASEAN Melemah".
Baca Epaper Kompas