logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊKorupsi dan Nepotisme, Akar...
Iklan

Korupsi dan Nepotisme, Akar Kebangkrutan Sri Lanka

Korupsi dan nepotisme telah melumpuhkan ekonomi dan keuangan Sri Lanka, yang juga memicu polarisasi politik. Pandemi Covid-19 memperburuk keadaan.

Oleh
PASCAL S BIN SAJU
Β· 1 menit baca
Massa berunjuk rasa memprotes pemerintah di luar Kantor Pusat Kepolisian Sri Lanka di Colombo, Senin (16/5/2022).
AFP/ISHARA S. KODIKARA

Massa berunjuk rasa memprotes pemerintah di luar Kantor Pusat Kepolisian Sri Lanka di Colombo, Senin (16/5/2022).

Dinasti politik klan Rajapaksa yang berkuasa sekitar dua dekade di Sri Lanka akhirnya runtuh, 14 Juli 2022. Hal itu ditandai pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa setelah menjabat sejak 18 November 2019. Dia mundur dalam pelarian di Singapura setelah menyinggahi Maladewa pada 13 Juli menyusul demonstrasi yang mengusirnya dari istana presiden di Colombo, Sri Lanka, 9 Juli.

Kakak Gotabaya, Mahinda Rajapaksa, yang menjabat sebagai perdana menteri, telah lebih dahulu meletakkan jabatannya pada Mei 2022 akibat tekanan demonstrasi massa sejak awal April lalu. Massa demonstran kecewa atas pemerintahan klan Rajapaksa yang gagap mengatasi krisis ekonomi dan keuangan, yang menyebabkan polarisasi politik dan gejolak sosial skala luas.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Bagikan