logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊBenih Pertumbuhan Jepang di...
Iklan

Benih Pertumbuhan Jepang di Ladang Patriarki

Perempuan barangkali jadi kunci kebangkitan kedua Jepang. Namun secara tradisi, perempuan masih jadi kelompok marginal dalam struktur sosial-politik di negara itu. Ada aturan pemberdayaan, tapi masih jadi macan kertas.

Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
Β· 1 menit baca
Perempuan Jepang mengenakan kimono menghadiri upacara merayakan Hari Kedewasaan di sebuah taman di Tokyo, Jepang, 8 Januari 2018. Artis televisi asal Amerika Serikat, Kim Kadarshian West, yang memberi merek produk pakaian dalamnya dengan nama kimono dikecam keras oleh publik Jepang di media sosial.
REUTERS/KIM KYUNG-HOON

Perempuan Jepang mengenakan kimono menghadiri upacara merayakan Hari Kedewasaan di sebuah taman di Tokyo, Jepang, 8 Januari 2018. Artis televisi asal Amerika Serikat, Kim Kadarshian West, yang memberi merek produk pakaian dalamnya dengan nama kimono dikecam keras oleh publik Jepang di media sosial.

Jepang adalah ekonomi yang bangkit dari reruntuhan Perang Dunia II dan melesat secara impresif hingga mencapai gemilang negara maju sejak 1977. Namun, sukses itu mengalami stagnasi, antara lain, karena persoalan di sektor keuangan selama 1991-2001.

Jepang bertekad untuk kebangkitan kedua. Namun, realisasinya terasa berat. Apalagi, negara itu dihadapkan pada tantangan sosial dan ekonomi karena tren penduduk yang semakin menua.

Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan