logo Kompas.id
InternasionalMuhammadiyah Rasa Global
Iklan

Muhammadiyah Rasa Global

Dengan haluan Islam moderat, Muhammadiyah sudah menjadi bagian dari diplomasi dan kekuatan lunak Indonesia di panggung dunia. Memasuki usia abad ke-2, organisasi itu lebih banyak berkiprah di level global.

Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
· 1 menit baca
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kelima dari kiri), Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti (kedua dari kanan), dan Dubes RI untuk Mesir Helmy Fauzi (keempat dari kiri) berfoto seusai peresmian Markas Dakwah Muhammadiyah Mesir di Kairo, 5 April 2018.
KOMPAS/MUSTAFA A. RAHMAN

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kelima dari kiri), Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti (kedua dari kanan), dan Dubes RI untuk Mesir Helmy Fauzi (keempat dari kiri) berfoto seusai peresmian Markas Dakwah Muhammadiyah Mesir di Kairo, 5 April 2018.

Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dikenal sebagai salah satu poros global berhaluan Islam moderat (wasathiyah). Slogannya, Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta), tampak sudah diadopsi menjadi bagian diplomasi Indonesia. Muhammadiyah, salah satu ormas keagamaan terbesar di negeri ini, memegang peran sangat penting dalam diplomasi itu. Keberadaannya seolah menjadi kekuatan lunak (soft power) Indonesia.

Dalam usianya lebih dari seabad, peran Muhammadiyah di tingkat global pun merupakan keniscayaan. Di kalangan internal Muhammadiyah, tekad untuk lebih mengglobal itu disebut sebagai gerakan internasionalisasi Muhammadiyah. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengungkapkan, tekad itu mulai mengkristal pada ”Muktamar Satu Abad” di Yogyakarta tahun 2010 sebagai landasan perjalanan menuju abad ke-2 Muhammadiyah.

Editor:
MUHAMMAD SAMSUL HADI
Bagikan