Asia Selatan
Sri Lanka Terjepit China dan India
China menganggap Sri Lanka sebagai penghubung penting strategi Prakarsa Sabuk dan Jalan. Kehadiran India untuk mengimbangi China belum cukup kuat. Sri Lanka malah dililit utang.

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (keempat dari kiri) bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi (depan, kanan) dalam sebuah acara peringatan 65 tahun hubungan diplomatik antara Sri Lanka dan China di lokasi proyek kota Pelabuhan Kolombo, di Kolombo, 9 Januari 2022.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah meminta Pemerintah China untuk merestrukturisasi utang atau memberikan keringanan pembayaran cicilan pinjaman kepada Sri Lanka. Permintaan Rajapaksa tersebut merupakan bagian dari upaya Sri Lanka mengatasi krisis keuangan yang terus memburuk di negara itu.
Rajapaksa mengajukan permintaan itu dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Minggu (9/1/2022), di Kolombo, ibu kota Sri Lanka. Sri Lanka adalah negara terakhir dari rangkaian perjalanan luar negeri pertama Wang pada 2022 ke lima negara pesisir di Samudra Hindia setelah Eritrea, Kenya, Komoro, dan Maladewa.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 18 dengan judul "Sri Lanka Terjepit China dan India ".
Baca Epaper Kompas