Konflik Maritim
Membaca Ambisi China di Tengah Militerisasi Laut China Selatan
Kekuatan militer China di Laut China Selatan beberapa tahun ini ditingkatkan dalam skala yang lebih besar. Bersamaan itu, China mengembangkan diplomasi lunak dan tebar pesona di ASEAN. Apa yang bisa dibaca dari China?

Dalam foto ini disediakan An Khoun Sam Aun/Televisi Nasional Kamboja, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen (di layar, kiri) menghadiri pertemuan daring China-ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Senin, 22 November 2021. Empat negara ASEAN berkonflik dengan China dalam sengketa Laut China Selatan.
Dunia belakangan ini terus menyaksikan peningkatan ketegangan di Laut China Selatan. Pertautan kepentingan tidak lagi semata melibatkan enam pihak pengeklaim di kawasan. Sejumlah negara kuat dari luar kawasan, bukan pengeklaim, pun satu per satu masuk ke pusaran konflik dan unjuk kekuatan.
Penguasaan atas pulau dan fitur di Laut China Selatan (LCS) telah menjadi isu dominan dalam urusan luar negeri Asia. China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan memiliki irisan klaim teritorial di wilayah maritim tersebut.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 18 dengan judul "Membaca Ambisi China di Tengah Militerisasi Laut China Selatan".
Baca Epaper Kompas