logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊMengurai Kesenjangan Akses...
Iklan

Mengurai Kesenjangan Akses Vaksin

Mekanisme distribusi vaksin Covid-19 melalui skema Covax akan diubah agar lebih adil bagi negara-negara miskin. Sampai sekarang masih ada negara miskin yang belum menjalankan program vaksinasi karena tak punya vaksin.

Oleh
Luki Aulia
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/lpWPS0HOdHaRKmXaElBAPiK4bHc=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2FVirus-Outbreak-Africa-Vaccines-Kenya_95262508_1616632983.jpg
AP PHOTO/BRIAN INGANGA

Satu vial vaksin Covid-19 AstraZeneca produksi Serum Institute of India, yang didistribusikan melalui mekanisme Covax, dikeluarkan dari kotak penyimpanan untuk disuntikkan kepada warga Machakos, Kenya, 24 Maret 2021.

Isu kesenjangan atau ketidakadilan akses vaksin Covid-19 masih panas. Apalagi setelah sejumlah negara maju mulai merencanakan pemberian vaksin ketiga kepada rakyatnya. Padahal, masih banyak negara miskin yang belum tuntas program vaksinasinya karena jumlah vaksin yang terbatas.

Inggris Raya menjadi negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. Separuh penduduknya sudah divaksin (total populasi Inggris Raya sekitar 67 juta jiwa). Vaksin di Inggris Raya antara lain diperoleh dari 500.000 dosis vaksin jatah dari skema Covax, mekanisme distribusi vaksin di bawah beberapa lembaga internasional, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Editor:
samsulhadi
Bagikan