Menyelamatkan Afghanistan
Bayang-bayang kekacauan yang kian parah di Afghanistan tampak di depan mata. Dunia perlu segera bertindak mencegah negara itu jatuh dalam tragedi kemanusiaan.
Hampir tiada hari berlalu di Afghanistan tanpa pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok Taliban. Penguasaan wilayah oleh kelompok militan dilaporkan terus meluas. Terdesak di banyak wilayah, pemerintahan Presiden Ashraf Ghani mempersenjatai warga lewat gerakan militerisasi sipil. Bayang-bayang perang saudara berkepanjangan di negara itu, dengan dampak tragedi kemanusiaan memilukan, sudah di depan mata. PBB menyebut, hampir 60.000 orang mengungsi dari distrik-distrik yang dikuasai Taliban.
Wajar jika sejumlah perwakilan asing menutup kantor mereka atau mengevakuasi warga dan staf diplomatik mereka dari Afghanistan. Diawali Australia menutup kantor kedutaannya di Kabul, akhir Mei lalu, langkah serupa disusul Turki, Rusia, dan Jerman yang dilaporkan menutup kantor konsulat mereka di Mazar-e-Sharif, Provinsi Balkh, Afghanistan utara. Konsulat Uzbekistan, Tajikistan, India, Iran, dan Pakistan juga telah mengurangi layanan mereka.