logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊWarisan Sejarah Kelam...
Iklan

Warisan Sejarah Kelam Kekerasan di Haiti

Haiti akan kian terpuruk ke dalam konflik dan kekerasan tak berujung setelah Presiden Haiti, Jovenel Moise, tewas ditembak di kediamannya oleh sekelompok orang bersenjata.

Oleh
Luki Aulia
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uIUdh1pzNzw5Ks34MXwBdtIROpM=/1024x718/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2FCORRECTION-HAITI-POLITICS-ASSASSINATION-MOISE_97481634_1625788376.jpg
AFP/VALERIE BAERISWYL

Warga berkumpul di dekat kantor polisi Petionville, tempat sekelompok pria yang dituduh terlibat dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise ditahan, di Port au Prince, Haiti, Kamis (8/7/2021). Β”

Terbebas dari jerat perbudakan di masa kolonial Perancis, 200 tahun silam, tak lantas membuat hidup rakyat Haiti tenang, damai, dan sejahtera. Lepas dari kekuasaan Perancis setelah mengalahkan pasukan Napoleon Bonaparte pada 1803, Haiti merupakan negara merdeka pertama Karibia pada era kolonial dan republik pertama yang dipimpin kulit hitam.

Namun, Haiti tak pernah bisa terlepas dari warisan korupsi, kekerasan, dan kelumpuhan politik tanpa ujung. Haiti terus saja bergelut dengan kekuasaan diktator dan kudeta tak berkesudahan yang membuat Haiti sulit berkembang dan kesulitan memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya. Pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise di kediamannya di Port-au-Prince, Rabu lalu, semakin membuat Haiti terpuruk. Gejolak kekerasan dikhawatirkan meluas.

Editor:
samsulhadi
Bagikan