logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊXinjiang, Neraka atau Surga...
Iklan

Xinjiang, Neraka atau Surga bagi Minoritas Muslim Uighur

Wilayah Xinjiang terkenal selama berabad-abad sebagai bagian dari Jalur Sutra kuno. Kini Xinjiang menjadi bagian dari pertarungan diplomasi bagi China dan Barat, termasuk Amerika Serikat.

Oleh
Pascal S Bin Saju
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/IEOXDrJvzi10KEuv5rCpd1k9zhQ=/1024x723/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2FChina1_1568286368_24062021_1624500435.jpg
AP PHOTO/BURHAN OZBILICI

Muslim Uighur yang tinggal di Turki memprotes penindasan China terhadap Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, di Ankara, Turki, pada 5 Februari 2018.

Belakangan ini isu Xinjiang kembali menghangat. Uni Eropa, Inggris,  Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat, dan kelompok pegiat hak asasi, termasuk Amnesty International, semakin kencang menyuarakan keprihatian atas nasib minoritas Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, China. Isu tersebut menjadi salah satu tema yang turut memanaskan relasi China dengan AS dan sekutunya.

Lebih dari 40 negara yang dimotori Kanada, Selasa (22/6/2021), mendesak China agar mengizinkan kepada Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB agar mendapat akses ke Xinjiang, China, untuk melihat langsung kondisi etnis minoritas Uighur. Duta Besar Kanada untuk PBB di Geneva, Leslie Norton, membacakan pernyataan bersama atas nama negara-negara, termasuk Australia, Inggris, Perancis, Jerman, Jepang dan Amerika Serikat (AS), kepada Dewan HAM PBB di Geneva.

Editor:
samsulhadi
Bagikan