logo Kompas.id
›
Internasional›Jalan Damai di Tanah Suci
Iklan

Jalan Damai di Tanah Suci

Hampir sepekan gencatan senjata di Jalur Gaza berjalan, dunia ingin melihat Palestina-Israel menempa perdamaian lebih permanen. Tak mudah, tetapi harus diupayakan.

Oleh
REDAKSI
· 0 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RFj_zoxaa0eMF5bXXfhX7BZNlpY=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2FISRAEL-PALESTINIAN-RELIGION-JERUSALEM_96412827_1622042066.jpg
AFP/GIL COHEN-MAGEN

Foto yang diambil pada 21 Mei 2021 ini memperlihatkan situs-situs di kompleks Al Haram al-Sharief atau Bukit Kuil, seperti kompleks Masjid Al Aqsa (atas) dengan Kubah Batu (Dome of the Rock) dan Tembok Ratapan (kanan), di Jerusalem.

Dari mana harus memulai upaya perdamaian itu? Inilah pertanyaan utama, sekaligus mungkin paling rumit, yang menyita pikiran pihak-pihak di kawasan Timur Tengah ataupun internasional saat ini. Meskipun bukan jawaban yang dimaksud oleh pertanyaan tersebut, gencatan senjata antara faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza, terutama Hamas, dan Israel pada pekan lalu bisa menjadi titik tolak awal.

Jatuhnya korban jiwa lebih dari 250 orang, sebagian besar adalah orang Palestina, dan hancurnya beberapa infrastruktur dalam 11 hari Perang Gaza itu sudah cukup menjadi pengingat bahwa konfrontasi bersenjata tidak akan menyelesaikan konflik. Kubu Hamas ataupun Israel sama-sama mengklaim sebagai pemenang dalam perang 11 hari. Namun, akar persoalan konflik—seperti yang berulang kali ditegaskan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno LP Marsudi—yaitu penjajahan Israel atas bangsa Palestina, belum terselesaikan.

Editor:
samsulhadi, triagung
Bagikan