logo Kompas.id
β€Ί
Internasionalβ€ΊMiliter Myanmar Takut...
Iklan

Militer Myanmar Takut Kehilangan Kekuasaan Politik dan Ekonomi

Tujuan kudeta bisa berhasil jika membawa kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Kudeta dianggap gagal jika hanya membawa kemakmuran elite dan penderitaan bagi rakyat.

Oleh
Luki Aulia
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3w2ZlzkSVgQzeo1X5QRDeJ-VaAM=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F000_8ZX94D_1612151291.jpg
AFP/YE NAING YE

Foto dokumentasi ini memperlihatkan para pendukung partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) mengibarkan bendera dan membawa gambar Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi di Mandalay, Myanmar, 8 November 2020. Pada Senin (1/2/2021) pagi, militer mengudeta pemerintahan yang terpilih secara demokratis itu dengan menahan Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan tokoh-tokoh NLD.

Kemewahan kekuasaan politik dan ekonomi selama lebih dari lima dekade membuat elite militer Myanmar nyaman. Kemapanan itu kini terusik oleh menguatnya demokrasi dan kekuasaan sipil.

Baru saja mencoba bangkit dan tertatih-tatih menjalani proses transisi demokrasi, Myanmar kembali digoyang kudeta militer. Myanmar sudah tak asing dengan kudeta. Setidaknya, Myanmar mengalami tiga kali kudeta militer, yakni tahun 1962, 1988, lalu 1989.

Editor:
Pascal Bin Saju
Bagikan