logo Kompas.id
›
Internasional›Adaptasi Mesin Diplomasi...
Iklan

Adaptasi Mesin Diplomasi Indonesia dalam Dunia yang Berubah

Kementerian Luar Negeri, sebagai mesin utama diplomasi Indonesia, beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tantangan global yang semakin cepat berubah.

Oleh
KRIS MADA, B JOSIE SUSILO HARDIANTO, ADHITYA RAMADHAN
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/IcpuZILpXxgGUvQM03TrfNSCXmw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2Fd4f71c58-ebfc-4579-9b34-2ca0141928b9_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Gedung Pancasila Kompleks Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020).

JAKARTA, KOMPAS  -- Pelaksana tugas Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Teuku Faizasyah mengatakan, transformasi besar-besaran Kementerian Luar Negeri dimulai pada 2001. Menteri Luar Negeri kala itu, Hassan Wirajuda, menilai dunia telah banyak berubah selama dekade 1990-an dan mesin diplomasi Indonesia harus disesuaikan.

Dari pendekatan fungsional, struktur Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI diubah ke pendekatan kewilayahan. Pada masa Hassan mulai dikenal Dirjen Amerika dan Eropa (Amerop), Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, dan Dirjen ASEAN. Salah satu pemimpin pada direktorat jenderal baru itu adalah Retno LP Marsudi--menteri luar negeri saat ini--yang menjadi Dirjen Amerop.

Editor:
samsulhadi
Bagikan