logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiHidup Mati Pendulang demi...
Iklan

Hidup Mati Pendulang demi Setitik Emas

Derasnya arus sungai yang mengalir di area pengendapan ”tailing”, Kabupaten Mimika, Papua, tak membuat ribuan pendulang emas gentar. Semakin deras, semakin banjir, kian silau pula pandangan mereka mengharap emas datang.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO, SUCIPTO
· 1 menit baca
Lanskap kawasan penampungan<i> tailing</i> PT Freeport Indonesia di Sungai Ajkwa, Timika, Papua, Senin (11/10/2021). Area penampungan <i>tailing </i>ini dimanfaatkan oleh pendulang untuk mencari bijih emas yang masih tersisa dari proses produksi perusahaan.
Kompas/Totok Wijayanto

Lanskap kawasan penampungan tailing PT Freeport Indonesia di Sungai Ajkwa, Timika, Papua, Senin (11/10/2021). Area penampungan tailing ini dimanfaatkan oleh pendulang untuk mencari bijih emas yang masih tersisa dari proses produksi perusahaan.

Derasnya arus sungai yang mengalir di area pengendapan tailing, Kabupaten Mimika, Papua, tak membuat ribuan pendulang emas gentar. Semakin deras, semakin banjir, kian silau pula pandangan mereka mengharap emas datang mengisi pundi-pundi. Nyawa mereka dipertaruhkan demi setitik emas.

Yakundus Heatubun (36) memarkir motornya di Nawaripi, sekitar 20 menit dari Bandar Udara Mozes Kilangin, kota Timika. Matahari menyengat. Ia bergegas menyeberangi bendungan lama kota Timika yang penuh dengan lumut. Perlu melepas sandal untuk bisa lolos melewati bendungan itu.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan