Komoditas Lokal
Anosmia ”Wangi” Masoi
Di daerah asalnya di Fakfak, Papua Barat, masoi belum dikelola dengan maksimal, bahkan ”aroma wangi” bisnis ini memudar.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F02%2F08%2F20de8082-af92-4325-b2a2-2fc59ca59285_jpg.jpg)
Mercy Kabes (42) mencoba menguliti pohon masoi (Cryptocarya massoy) di kebun miliknya di Kampung Wurkendik, Distrik Fakfak Barat, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Minggu (20/6/2021).
Mercy Kabes (42) berjalan santai dari rumahnya sekitar 100 meter menuju ke kebunnya di Kampung Wurkendik, Distrik Fakfak Barat, Fakfak, Papua Barat. Ia hanya membekali diri dengan golok di tangan kanannya, lalu sebuah stoples kecil di tangan kirinya yang berisi kapur dan buah pinang.
Jalan ke kebun tak begitu rumit. Letaknya berada di pinggir jalan utama kampung. Sesampai di sana, Mercy mengamat-amati sekumpulan pohon yang telah ia jaga bertahun-tahun lamanya. Ia pun menemukan pohon yang dicari.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 0 dengan judul "Anosmia ”Wangi” Masoi".
Baca Epaper Kompas