logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊMenimbang Opsi Nuklir dalam...
Iklan

Menimbang Opsi Nuklir dalam Penurunan Emisi

Transisi batubara ke nuklir di Indonesia yang rendah emisi masih menghadapi pro-kontra. Risiko dampak lingkungan dan sosial dari pembangkit energi nuklir yang sangat besar menjadi salah satu pertimbangannya.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oe4qYOaV3hWaaH2Ld38lybej1-Y=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FUAE-ENERGY-NUCLEAR_87370271_1581957114.jpg
AFP/BARAKAH NUCLEAR POWER PLANT

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Barakah, reaktor nuklir pertama di dunia Arab, berlokasi di wilayah Gharbiya, kawasan pantai sebelah barat Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dalam foto yang diperoleh dari kantor media PLTN Barakah, 13 Februari 2020.

Meninggalkan batubara yang merupakan energi kotor bisa menurunkan emisi dan menahan kenaikan suhu Bumi di jalur 1,5 derajat celsius. Namun, transisi batubara ke energi baru, khususnya nuklir, yang rendah emisi di Indonesia menghadapi pro-kontra. Dampak lingkungan dan sosial dari pembangkit listrik tenaga nuklir jadi pertimbangan utama.

Penggunaan nuklir sebagai pemasok utama kebutuhan energi banyak dilakukan beberapa negara di Eropa dan Asia. Negara-negara tersebut memilih menggunakan energi nuklir karena memiliki emisi karbon rendah.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan