Menjaga Kualitas Hidup Pasien Paru Obstruktif Kronik
Pandemi Covid-19 menghambat layanan bagi penderita penyakit paru obstruktif kronik. Kondisi itu mengakibatkan pasien rentan mengalami perburukan penyakit hingga berakibat fatal.
JAKARTA, KOMPAS β Pasien penyakit paru obstruktif kronik lebih rentan mengalami keparahan penyakit ketika tertular Covid-19. Upaya untuk meningkatkan kesehatan paru pun menjadi amat penting agar kualitas hidup pasien tetap terjaga dengan baik.
Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi paru di Rumah Sakit Hermina Tangkuban Perahu, Malang, Susanthy Djajalaksana, menjelaskan, jumlah pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) tidak berkurang selama pandemi. Jumlahnya justru diperkirakan bertambah seiring dengan besarnya faktor risiko yang terjadi. Saat ini ada 4,8 juta kasus PPOK di Indonesia.