Krisis Iklim
Pakta Iklim Glasgow Tidak Cukup Kuat Menahan Laju Pemanasan Global
Meski menghasilkan kesepakatan, banyak pihak kecewa dengan hasil yang dicapai dalam COP 26 Glasgow. Upaya untuk mencapai target Kesepakatan Paris masih belum jelas arahnya.

Aktivis lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Perlawanan Perubahan Iklim melakukan aksi unjuk rasa di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (5/11/2021). Mereka meminta pemerintah melakukan aksi nyata untuk menghentikan krisis iklim global. Para aktivis meminta pemerintah menghentikan pemberian izin baru untuk pembangunan PLTU batubara, mengedepankan ”zero deforestation”, meningkatkan target penurunan emisi, dan menghentikan pemberian konsesi di pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir.
JAKARTA, KOMPAS — Setelah dua minggu bernegosiasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Iklim atau COP 26 di Glasgow, sebanyak 196 negara menyepakati Pakta Iklim Glasgow pada Sabtu (13/11/2021) malam. Komitmen ini memberi harapan untuk mempercepat berakhirnya subsidi bahan bakal fosil dan pengurangan batubara. Namun, ini dinilai belum cukup kuat untuk menahan peningkatan suhu global tidak melebihi 1,5 derajat celsius.
Salah satu poin penting dari Pakta Iklim Glasgow ini adalah pengakuan bahwa komitmen yang dibuat oleh negara-negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sejauh ini tidak cukup untuk mencegah pemanasan planet melebihi 1,5 derajat celsius di atas suhu pra-industri. Untuk itu, setiap negara wajib memperkuat target tersebut pada pertemuan iklim akhir tahun depan di Mesir, bukan setiap lima tahun, seperti yang disyaratkan sebelumnya.