logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊPertanian di Lahan Gambut...
Iklan

Pertanian di Lahan Gambut Harus Berkelanjutan

Program lumbung pangan di atas lahan gambut akan sangat berisiko menyebabkan kerusakan dan degradasi. Kegiatan pertanian harus menjaga gambut agar tetap basah untuk mencegah degradasi lahan.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/YEZzovVmhn_qbo-z-e_GkWThBcU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F48e9cfa9-48b0-4ec2-a97c-d4136925db51_jpg.jpg
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Setelah Presiden Joko Widodo mengunjungi desanya, warga Desa Belanti Siam di Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, mulai bersiap untuk kembali menanam dengan menyemai benih padi, Sabtu (10/10/2020). Setidaknya 30.000 hektar sawah ekstensifikasi bakal ditanami padi sebagai tahap awal megaproyek food estate.

JAKARTA, KOMPAS β€” Program lumbung pangan atau food estate yang dijalankan di atas lahan gambut akan sangat berisiko menyebabkan kerusakan dan degradasi apabila tidak dijalankan secara benar serta berkelanjutan. Kegiatan pertanian harus bisa menjaga gambut agar tetap basah sehingga tidak menyebabkan degradasi yang memicu berbagai kerugian.

Peneliti World Resources Institute (WRI) Indonesia, Dede Sulaeman, mengemukakan, ekosistem gambut merupakan hasil interaksi tiga komponen yang saling terkait, yakni tumbuhan, air, dan tanah gambut. Adanya keterkaitan ini membuat salah satu komponen dapat berubah apabila terdapat perubahan pula pada komponen lainnya.

Editor:
Adhitya Ramadhan
Bagikan