logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiIndonesia Bisa Hindari...
Iklan

Indonesia Bisa Hindari Gelombang Ketiga

Pengalaman selama ini, kalau ada peningkatan mobilitas karena libur panjang, kasus Covid-19 akan naik. Namun, dengan antisipasi lebih dini dan mencegah euforia berlebih, peningkatan kasus bisa ditekan.

Oleh
Ahmad Arif
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kl4F7EPvURrNuqACNwGyd57PHG0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2Ff503adc1-d4c5-496d-9628-8049a65b3e8f_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Antrean kendaraan pengunjung di pintu masuk kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (24/10/2021). TMII menjadi salah satu rujukan tempat wisata masyarakat yang kembali dibuka untuk umum seiring penurunan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di DKI Jakarta dari level 3 menjadi level 2.

JAKARTA, KOMPAS — Indonesia bisa menghindari terjadinya gelombang ketiga Covid-19 jika semua pihak bekerja sama meminimalkan risiko penularan. Selain tetap menjalankan protokol kesehatan dan meningkatkan pengetesan serta pelacakan, kita juga perlu mewaspadai masuknya varian baru, di antaranya Delta Plus.

Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama, Senin (25/10/2021), mengatakan, risiko terjadinya gelombang ketiga Covid-19 pada pergantian tahun memang ada. ”Pengalaman selama ini, kalau ada peningkatan mobilitas karena libur panjang, maka kasus akan naik. Apalagi, sekarang pun relatif aktivitas masyarakat terus meningkat, sementara tidak semua menjaga jarak dan atau memakai masker dengan benar,” katanya.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan