logo Kompas.id
โ€บ
Ilmu Pengetahuan & Teknologiโ€บMencari Sistem Pangan yang...
Iklan

Mencari Sistem Pangan yang Menjawab Masa Depan

Beban ganda gizi, kondisi lingkungan yang rusak, dan akses terhadap pangan yang tidak merata adalah berlapis masalah pangan global. Saatnya mengedepankan keberagaman ekosistem dan pengetahuan lokal dalam sistem pangan.

Oleh
Ahmad Arif
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zmVjYGxEgyd9eVAF0HsgEFQ3da4=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F53b3d627-2c81-45b0-808b-2ea9acb1fef5_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Marlitje Mamuko (72), seorang pedagang, menuang sagu bubuk ke dalam wadah dari daun pohon enau di Pasar Towoโ€™e, Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Senin (9/8/2021). Sagu selalu menjadi makanan pokok sumber karbohidrat bagi warga Sangihe.

Sistem pangan kita di ambang kolaps: satu dari 10 orang di dunia kekurangan gizi, sementara satu dari empat orang kelebihan berat badan. Habitat planet kita pun menderita akibat kekeliruan dalam sistem produksi dan konsumi.

Laporan tentang ketahanan pangan dan nutrisi di dunia tahun 2021 oleh Organisasi Pangan Dunia (FAO) itu menggambarkan sederet persoalan yang dihadapi sistem pangan global. Dilaporkan juga, lebih dari sepertiga populasi dunia tidak mampu membeli makanan yang sehat. Pasokan pangan juga terganggu oleh gelombang panas, banjir, kekeringan, dan perang.

Editor:
Adhitya Ramadhan
Bagikan