logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊMelawan Varian Delta
Iklan

Melawan Varian Delta

Penyebaran varian Delta dari Covid-19 amat cepat dan kemampuannya menghindari antibodi menjadi tantangan program vaksinasi Covid-19 global. Meski demikian, semua vaksin Covid-19 masih efektif mencegah Covid-19 berat.

Oleh
ADHITYA RAMADHAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/f4yq2zHyX4Lc324H_HP18PcfbEI=/1024x642/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2Fc2d599a0-7ee9-437b-81ba-a444e27f2120_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Warga dari Pulau Madura yang positif Covid-19, yang diketahui saat penyekatan di Jembatan Suramadu, tiba di Rumah Sakit Lapangan Indrapura di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (15/6/2021). Penanggung Jawab Lapangan Rumah Sakit Indrapura mengonfirmasi tiga pasien yang dirawat pada 6 Juni 2021 terinfeksi Covid-19 varian baru Delta B.1.617.2 yang merupakan varian India.

Salah satu vaksin Covid-19 yang dipakai banyak negara saat ini ialah vaksin CoronaVac buatan Sinovac, China. Namun, gelombang infeksi Covid-19 yang didominasi varian Delta di sejumlah negara memunculkan kekhawatiran bahwa CoronaVac tidak memberi perlindungan efektif terhadap varian Delta.

CoronaVac merupakan satu dari enam vaksin Covid-19 yang sudah masuk dalam daftar penggunaan darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin lain yang juga ada dalam daftar WHO ialah vaksin dari Pfizer/ BioNTech, Oxford/ AstraZeneca, Johnson & Johnson, Moderna, dan Sinopharm.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan