logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiVarian Delta Susah Dihentikan,...
Iklan

Varian Delta Susah Dihentikan, WHO Sarankan Pembatasan Ketat

Kajian terbaru menunjukkan, ”viral load” atau kandungan virus pada orang yang terinfeksi varian Delta sangat tinggi dibandingkan mereka yang terinfeksi dengan jenis virus SARS-CoV-2 versi awal yang ditemukan di Wuhan.

Oleh
Ahmad Arif
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3ElNabpkJlTUBz9XtQ0NuMqFcJM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2F876ed44f-6ade-4dca-8412-07246a16320c_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Petugas medis melakukan proses identifikasi pasien atau triase di halaman RSUD dr Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (16/7/2021). Triase merupakan proses penentuan pasien yang diprioritaskan untuk mendapat penanganan terlebih dulu di ruang instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit.

JAKARTA, KOMPAS — Penyebaran varian Delta di Indonesia semakin meluas, padahal varian baru ini sangat menular dan memiliki masa inkubasi lebih singkat. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyarankan agar Indonesia memperkekat pembatasan untuk menghindari lebih banyak korban jiwa.

”Saya sejalan dengan anjuran WHO dalam situation report 21 Juli bahwa situasi Indonesia sekarang memerlukan pembatasan sosial yang ketat (stringent),” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga mantan Direktur WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama, Jumat (23/7/2021).

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan