logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊBerdikari Lewat Kacang Kenari
Iklan

Berdikari Lewat Kacang Kenari

Di Pulau Makian, kepentingan ekonomi dan ekologi bisa berjalan beriringan secara berkelanjutan, bahkan bisa menopang sektor pendidikan bagi anak-anak masyarakat sekitar hutan.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/P2GvVbDOpjqhVN-pLI6oEBh_AaU=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2FDSC06656_1623142023.jpg
KOMPAS/PRADIPTA PANDU

Salah satu pohon kenari berusia puluhan tahun di Desa Sebelei, Kecamatan Makian Barat, Pulau Makian, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Kamis (3/6/2021). Buah dari pohon kenari ini menjadi salah satu hasil hutan bukan kayu yang dikelola masyarakat Desa Sebelai.

Buah dari pohon kenari memang belum dikenal masyarakat luas jika dibandingkan pala, cengkih, ubi, atau hasil hutan bukan kayu lainnya. Namun, di Pulau Makian, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, kenari telah menjadi komoditas unggulan hingga memberikan dampak nyata bagi aspek sosial dan ekonomi masyarakat serta lingkungan.

Ibrahim Nur (55) mulai menyusuri jalan setapak menuju wilayah hutan dengan puluhan pohon kenari di Desa Sebelei, Kecamatan Makian Barat, Pulau Makian, Halmahera Selatan, sejak matahari berada pada ketinggian 30 derajat, Jumat (4/6/2021). Pagi itu, tak lupa ia juga menggendong keranjang di punggungnya dan sebuah bambu pendek untuk mencari buah kenari yang jatuh dari pohon.

Editor:
Adhitya Ramadhan
Bagikan