Agroforestri
Dorong Lebih Jauh Keterlibatan Perempuan Petani Kopi
Peran perempuan dalam agroforestri kopi selama ini belum optimal. Padahal, keterlibatan perempuan akan berkontribusi pada perekonomian keluarga petani kopi.

Petani memanen kopi arabika di Jorong Bukit Malintang Timur, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Solok Selatan, Sumatera Barat, Jumat (17/7/2020).
JAKARTA, KOMPAS — Keterlibatan perempuan dalam praktik agroforestri atau wanatani kopi dinilai masih minim. Padahal, optimalisasi peran perempuan bisa berdampak ke berbagai lini, terutama ekonomi keluarga petani kopi.
Hal itu mengemuka pada diskusi daring Gender dalam Praktik Agroforestri Kopi, Kamis (10/6/2021). Diskusi ini memaparkan hasil studi tentang dampak agroforestri kopi terhadap dinamika jender di Pagar Alam, Sumatera Selatan, pada September-Oktober 2020. Studi dilakukan oleh Pusat Agroforestri Dunia (ICRAF) dengan Yayasan Inisiatif Dagangan Hijau (IDH), S&D SUCDEN, dan Jacobs Douwe Egberts (JDE).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 0 dengan judul "Dorong Lebih Jauh Keterlibatan Petani Kopi Perempuan".
Baca Epaper Kompas