logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiKoreksi Paradigma Pembangunan ...
Iklan

Koreksi Paradigma Pembangunan untuk Selamatkan Bumi dan Kehidupan

Perubahan paradigma pembangunan mau tidak mau harus dilakukan. Tidak mungkin ekonomi bisa tumbuh dalam jangka yang panjang jika emisi, polusi, pencemaran meningkat, serta ketersediaan air memburuk.

Oleh
Ahmad Arif
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/C9BDK2Nn70VpZtlQ6Lc9c9aoU5g=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F90bf2013-1b57-4d85-a581-3073398278fd_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Aktivis berpose di sela-sela Aksi Joget Jagat: Diam Berarti Tenggelam untuk memperingati Hari Bumi 2021 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Sejumlah anak muda Indonesia menggelar serempak aksi tersebut untuk menyerukan minimnya upaya Pemerintah Indonesia dalam menangani krisis iklim. Aksi ini juga mengekspresikan keresahan terhadap kondisi Bumi yang terus-menerus dirusak.

JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan nasional saat ini cenderung masih mengarah pada perusakan lingkungan hidup dan mengancam keselamatan warga serta budayanya. Pembangunan harus lebih berorientasi pada kualitas kesejahteraan dan pemerataan serta berbasis pada sistem alam dan menghormati daya lentingnya.

Persoalan ini mengemuka dalam diskusi yang diselenggarakan Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar (KIPD) dan Komisi Kebudayaan (KK) Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) secara daring, Kamis (22/4/2021). ”Pengelolaan alam yang lebih mengutamakan keuntungan, baik untuk sendiri maupun atas nama pembangunan bangsa, bukannya kesejahteraan, serta mengabaikan daya dukung dan daya lenting Bumi, telah meningkatkan kerentanan,” kata Ketua AIPI Satryo Soemantri, dalam sambutannya.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan