logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊTepis Stigma, Sosialisasi...
Iklan

Tepis Stigma, Sosialisasi Penularan Kusta Perlu Lebih Sistematis

Penyakit menular kusta masih membayangi sejumlah daerah di Indonesia. Meski penyakit ini terbukti sudah bisa diobati sehingga tidak menular, stigma negatif di masyarakat masih terlalu kuat.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VrlWBwoBQcaXTIhqbOHJZcS00CE=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2F62f6279b-7875-488f-8921-fe475d27a554_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Titin (52), diamputasi kaki kirinya karena penyakit kusta sejak usia muda. Kaki palsunya mulai rusak sejak dua tahun terakhir. Ia hanya memakainya saat bepergian ke acara penting saja. Selebihnya Titin memilih tinggal di rumah.

JAKARTA, KOMPAS β€” Lebih dari 2.000 tahun ditemukan di tengah masyarakat, kusta belum juga tuntas. Stigma serta pemahaman yang masih kurang menjadi kendala utama dalam upaya eliminasi penyakit menular ini. Sosialisasi serta edukasi pun perlu lebih sistematis dengan evaluasi yang juga terukur.

Direktur Eksekutif NLR Indonesia Asken Sinaga menyampaikan, berbagai tantangan ditemui dalam upaya penanganan kusta di Indonesia. Tantangan ini terutama soal minimnya pemahaman masyarakat akan penyakit kusta. Dengan stigma yang masih tinggi terhadap pasien kusta, deteksi dini sulit dilakukan.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan