Berjuang Bersama sampai Tuntas
Kemudahan layanan dan dukungan segala pihak sangat berarti bagi kesembuhan penderita tuberkulosis. Itu bisa membantu merealisasikan mimpi Indonesia bebas tuberkulosis pada 2050.
Pandemi Covid-19 mengakibatkan penanganan tuberkulosis mengalami kemunduran sampai 12 tahun. Sumber daya yang lebih banyak dialihkan untuk penanganan Covid-19 menjadi tantangan yang utama. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperkirakan jumlah kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis ini meningkat dari 1,4 juta kasus pada 2018 menjadi 1,8 juta kasus pada 2020.
Peningkatan itu disebabkan kasus baru yang terlambat ditemukan dan angka putus obat yang bertambah. Menjalani pengobatan tuberkulosis (TB) memang bukan hal yang mudah. Pasien diharuskan mengonsumsi obat setiap hari selama enam bulan penuh, bahkan untuk kasus TB resisten obat (RO) harus mengonsumsi obat setiap hari sampai dua tahun. Itu belum termasuk harus disuntik setiap hari pada beberapa bulan awal pengobatan.