logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊAkses Masyarakat terhadap Air ...
Iklan

Akses Masyarakat terhadap Air Minum Perpipaan Masih Minim

Peningkatan cakupan akses air minum perpipaan hingga kini masih tersendat. Upaya percepatan perlu disegerakan untuk memberi layanan dasar yang sehat dan terjamin kualitasnya.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/YS8k3GRS7aoebCfP1nMhIXau4m4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20190212_AIR-MINUM_B_web_1549969146.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Warga di Kampung Gusti, Penjaringan, Jakarta Utara, menggunakan air sumur dari rembesan Kali Angke untuk mandi dan mencuci, Selasa (12/2/2019). Ketersediaan air bersih dari jaringan perpipaan yang dinilai mahal membuat masyarakat menengah ke bawah lebih memilih untuk mengakses air sumur kotor yang jauh dari layak untuk kebutuhan sehari-hari.

JAKARTA, KOMPAS β€” Meski mayoritas penduduk Indonesia telah memiliki akses terhadap air minum layak, baru sebagian kecil di antaranya yang memiliki akses terhadap air minum perpipaan. Sejumlah program rencana pengamanan air minum terus dilakukan untuk mencapai target akses masyarakat terhadap air perpipaan untuk mempermudah pengontrolan kualitas dan produksinya.

Direktur Perumahan dan Permukiman Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Tri Dewi Virgiyanti mengatakan, capaian saat ini menunjukkan sekitar 90 persen penduduk Indonesia telah memiliki akses terhadap air minum layak. Namun, baru 20 persen yang memiliki akses air minum perpipaan.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan