logo Kompas.id
โ€บ
Ilmu Pengetahuan & Teknologiโ€บMereka Tak Ingin Terpisah dari...
Iklan

Mereka Tak Ingin Terpisah dari Leluhur

Masyarakat terus terdesak. Meraka tak diakui, hutannya tak dianggap, dan selalu menjadi kelompok yang terpinggirkan. Meskipun demikian, mereka masih punya asa untuk mempertahankan ruang hidup dan budayanya.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6miuVFLuZfuvO454FNmPx8Ra2nQ=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F714e8e52-0cbc-43a6-a048-568322ca28d4_jpg.jpg
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Salah satu traktor yang digunakan anggota TNI dalam membajak sawah sempat tersendat lumpur dan harus ditarik traktor lainnya di Desa Gadabung, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/10/2020). TNI Korem 102 Panju Panjung membantu persiapan sawah di lokasi food estate.

Penetapan hutan adat menjadi pemenuh dahaga di tengah keringnya keadilan bagi masyarakat adat. Ancaman dan kekerasan dihadapi agar  kian dekat dengan leluhur dan  kian lekat dengan budaya.

Iber Djamal (77), tokoh Dayak Ngaju dari Desa Pilang, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah kini mulai bernapas lega. Apa yang ia perjuangkan sejak 25 tahun lalu mulai terwujud, meski perlahan.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan